Halini sesuai dengan pernyataan Wirjosoedarmo (1984, 51) yang menyatakan puisi adalah karangan yang terikat oleh jumlah baris tiap bait, suku kata tiap baris, rima, dan irama. Jenis puisi lama ada bermacam-macam, di antaranya mantra, pantun, talibun, syair, dan gurindam. Baca juga: Ciri-Ciri dan Jenis-Jenis Hikayat.
Pantun adalah salah satu bentuk karya sastra yang cukup sering kita dengar. Penggunaannya bisa untuk berbagai tujuan, mulai dari sekadar hiburan sampai ajakan untuk membeli atau menggunakan barang dan jasa tertentu. Lalu, apa sebenarnya pantun? Pengertian Pantun Pantun merupakan karya sastra yang terikat dengan aturan. Mengutip Gramedia, pantuan awalnya merupakan sastra lisan yang diucapkan oleh masyarakat tempo dulu secara lisan. Namun, seiring berjalannya waktu, pantun mulai dibukukan sebagai karya tertulis. Menurut Surana 201031, pantun adalah puisi lama yang terdiri atas empat larik berirama silang a-b-a-b. Larik pertama dan kedua disebut sampiran atau objektif. Sementara, berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia KBBI, pantun ialah suatu bentuk puisi Indonesia "melayu", tiap bait "kuplet" terdiri dari empat baris yang bersajak a-b-a-b. Tiap larik biasanya terdiri dari empat kata, baris pertama dan baris kedua biasanya untuk suatu tumpuan "sampiran", sedangkan baris ketiga dan keempat adalah isi; pribahasa, sindirian. Ciri-Ciri Pantun Jenis puisi lama ini memiliki ciri-ciri khusus yang membedakannya dengan jenis karya sastra lainnya, yaitu Setiap bait terdiri dari empat baris. Setiap baris terdiri dari 8-12 suku kata. Memiliki pola atau bersajak a-b-a-b/ a-a-a-a/ a-a-b-b/ a-b-b-a. Memiliki sampiran dan isi. Anonim. Unsur-Unsur Pantun Terdapat dua unsur yang membentuk sebuah pantun, yakni unsur intrinsik dan unsur ekstrinsik. Unsur Intrinsik Unsur intrinsik berasal dari struktur pantun, di antaranya tokoh, tema, amanat, latar, alur, dan sebagainya. Ciri khas pantun sebagai unsur intrinsik adalah rima dengan akhiran serupa. Unsur Ekstrinsik Unsur ini berasal dari luar struktur pantun, latar belakang atau keadaan yang menyebabkan sebuah pantun tercipta. Jenis-jenis Pantun Berdasarkan isinya, terdapat beberapa jenis pantun, yaitu Pantun nasihat Isinya berusaha menyampaikan pesan moral, kebijakan, hingga ajakan berbuat baik. Pantun Jenaka Pantun ini dibuat untuk tujuan hiburan atau saling menyindir tentunya dalam suasana keakraban agar suasana menjadi riang. Pantun Teka-Teki Pantun jenis ini memiliki ciri khas berupa kalimat pertanyaan pada baris akhir pantun. Pantun Cinta Sesuai namanya, pantun ini berisi pesan yang berhubungan dengan cinta, romantisme, kerinduan, dan sebagainya. Pantun Agama Mirip pantun nasihat, hanya saja pantun agama memberikan pesan moral dan didikan terkait manusia dengan pencipta-Nya. Pantun Pribahasa Di dalam pantun ini terdapat kalimat pribahasa dengan susunan tetap. Pantun Kiasan Pantun kiasan menyampaikan pesannya secara tersirat atau menggunakan kalimat kiasan. Contoh Pantun 1. Pantun Jenaka Beli sabun di sebuah warung Warung baru milik Sukiran Diam-diam menutup hidung Bau kentut penuhi ruangan - Buah markisa buah srikaya Oseng peria oseng genjer Ada ibu berlagak kaya Emas di tangan berjejer-jejer - Burung terbang memakai topi Terbang ke awan seperti mimpi Tertawa hati karena geli Melihat kuda asyik bernyanyi - 2. Pantun Nasihat Pergi mendaki Gunung Daik Hendak menjerat kancil dan rusa Bergotong-royong amalan yang baik Elok diamalkan setiap masa - Lepas di jemur baju dilipat Disimpan dalam almari lama Jangan kita tinggalkan salat Karena sholat tiang agama - Walau hati sedang bingung Jangan lupa merasa susah Walau ilmu setinggi gunung Tak diamalkan apa gunanya - 3. Pantun Cinta Mengikat kardus pakai rapia Kardus besar isinya sepatu Kakanda berjanji untuk setia Jadikan engkau ratu nomor satu - Anak-anak berwajah ceria Mereka senang diberi sepatu Inginku kau selalu bahagia Temaniku hingga ujung waktu - Pergi berkemah membawa tenda Tenda dibeli dari Pak Tutus Wahai Adinda dengarkan Kanda Cintaku tulus takkan pernah putus - Ikan cupang ikan pari Dimasak enak oleh Bu Eda Rekah senyummu di pagi hari Bak mentari penghangat raga - Pahit-pahit rasa jamu Harum-harum bunga melati Jangan ragukan setiaku padamu Engkau permaisuri selalu di hati - 4. Pantun Teka-Teki Ada si tuan pakai celana Melihat bintang di malam hari Jikalau tuan memang bijaksana Binatang apa tanduk di kaki? Jawaban ayam jantan - Diukur dijangka-jangka Burung merak burung angkasa Dengar tuan saya menerka Layang-layang gagah perkasa Jawaban kapal terbang - Ada sebiji roda pedati Bentuknya bulat daripada besi Bila bermain diikat sekuat hati Dilempar hidup dipegang mati Jawaban gasing - Buah budi bedara mengkal Masak sebiji di tepi pantai Hilang budi bicara akal Buah apa yang tidak bertangkai? Jawaban buah hati
PuisiBaru Berdasarkan Bentuknya. Berdasarkan bentuknya, puisi baru dibedakan menjadi 8 jenis yaitu distikon, terzina, quatrain, kuint, sektet, septime, oktaf, dan soneta. 1. Distikon, adalah puisi yang terdiri atas dua baris dalam tiap baitnya. 2. Terzina, adalah puisi yang terdiri atas tiga baris dalam tiap baitnya.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia KBBI, pantun adalah bentuk puisi Indonesia Melayu, tiap bait kuplet biasanya terdiri atas empat baris yang bersajak a-b-a-b. Ciri-ciri Pantun Terdiri dari empat baris setiap baitnya. Puisi lama yang satu ini memiliki ciri khas kuat, yaitu tiap baitnya selalu terdiri atas empat baris. Barisan kata-kata pada pantun dikenal juga dengan sebutan larik. Setiap baris terdiri dari minimal delapan kata dan maksimal 12 kata. Memiliki pola. Ciri-ciri khas pantun yang mudah dikenali adalah pola. Ada pola yang biasanya terdapat dalam pantun, yakni pola a-b-a-b. Memiliki sampiran dan isi. Dalam pantun terdiri atas dua bagian, yaitu sampiran dan isi. Dua baris pertama disebut dengan sampiran. Sampiran biasanya tak punya hubungan dengan bagian kedua yang menyampaikan maksud, selain untuk mengantarkan rima sajak. Sementara isi berada pada baris ketiga dan keempat, yang berisi pesan atau makna utama dari sebuah pantun. Tidak ada nama penulis. Pada pantun tidak terdapat nama penulis, berbeda dengan puisi atau karya sastra lainnya. Hal ini dikarenakan dahulu penyebaran pantun dilakukan secara lisan. Sesuai dengan ciri-ciri di atas, maka yang merupakan pantun adalah Anak nelayan menangkap pari Sampan karam melanggar karang Amatlah malang nasibku ini Ayah tiada ibu pun berpulang Puisi di atas memiliki sampiran pada baris satu dan dua, terdiri dari empat baris, dan bersajak a-b-a-b. Dengan demikian, jawaban yang tepat adalah B.

Pantunmemiliki struktur yang terdiri dari bait, baris, kata, suku kata, rima, sampiran, isi. Berikut ini merupakan penjelasan dari struktur pantun. a. Bait, Bait dibaca (ba-it), adalah banyaknya baris dalam sebuah pantun. Misalnya (sua baris, empat baris atau dan delapan baris). b.

Jakarta - Pantun termasuk dalam jenis karya sastra Melayu yang cukup populer di masyarakat Indonesia. Dalam tradisi Betawi, pantun digunakan sebagai salah satu rangkaian upacara pernikahan yang disebut Palang dari buku Sejarah Kesusastraan Melayu Klasik oleh Liaw Yock Fang, dalam bahasa Melayu pantun berarti kuantren yaitu sajak yang berbaris empat dengan sanjak abab. Sementara itu, dalam bahasa Jawa pantun berasal dari kata parik yang berarti pari artinya paribahasa atau peribahasa dalam bahasa ahli bahasa bangsa Swiss, Dr. R. Brandstetter mengatakan, kata pantun berasal dari akar kata tun yang terdapat dalam bahasa Nusantara. Sebagai contoh dalam bahasa Pampanga dari kata tuntun yang artinya teratur. Sementara dari bahasa Tagalog dari kata tonton yang artinya bercakap menurut aturan Rahman dalam bukunya yang berjudul Teks dalam Kajian Struktur dan Kebahasaan mengatakan ada pergeseran tentang ungkapan pantun .Pada zaman dahulu pantun diungkapkan dalam bentuk lisan, tapi saat ini berkembang menjadi bentuk PantunDikutip dari buku EYD dan Pedoman Pembentukan Istilah Dalam Bahasa Indonesia oleh E. Waridah, pantun memiliki ciri-ciri tertentu yang tidak dapat diubah. Jika diubah maka akan menjadi puisi lama seperti seloka, gurindam, dan lain pantun adalah sebagai berikut1. Tiap bait terdiri dari empat baris larik2. Tiap baris terdiri dari 8 sampai 12 suku kata3. Rima akhir setiap baris adalah a-b-a-b4. Baris pertama dan kedua merupakan sampiran5. Baris ketiga dan keempat merupakan isiStruktur teks PantunPantun yang sering dijumpai di Indonesia memiliki dua struktur yaitu sampiran dan SampiranSampiran adalah bagian awal pantun yang terletak pada baris 1 dan 2. Sampiran berfungsi untuk membentuk rima. Umumnya, sampiran tidak memiliki hubungan dengan isi pantun. Namun demikian, ada beberapa pantun yang bagian sampirannya berhubungan dengan bagian Isi Isi adalah bagian yang menjadi maksud atau tujuan pantun tersebut. Isi terletak pada baris 3 dan Pantun1. Pantun biasaPantun biasa sebagaimana dijelaskan dalam ciri dan struktur di atas. Pantun ini terdiri dari 4 baris dengan sajak Pantun KarminaPantun karmina adalah pantun yang terdiri dari 2 baris saja. Baris pertama adalah sampiran, baris kedua adalah isi. Pantun ini bersajak Pantun TalibunPantun talibun terdiri dari 6 baris. Adapun baris 1-3 merupakan sampiran, sementara baris 4-6 merupakan umum pengelompokan jenis pantun dilakukan berdasarkan usia. Adapun jenisnya antara lain pantun anak-anak, pantun remaja, pantun orang tua, pantun jenaka, dan pantun PantunBerikut salah satu contoh pantun yang cukup populer untuk memberikan nilai edukasi bagi anak dikutip dari Buku Pintar Pantun dan Peribahasa Indonesia oleh Mutia Dwi Pangesti,Ada orang sedang menenunUntuk membuat kain selendangJadi orang haruslah santunAgar semua menjadi sayang Simak Video "Adu Pantun Betawi di Palang Pintu" [GambasVideo 20detik] erd/erd
Terdapatbeberapa jenis pantun yang dapat digunakan sesuai dengan tujuan dan waktu dibuatnya pantun tersebut. Berikut merupakan beberapa contoh pantun berdasarkan jenisnya: 1. Pantun Nasihat. Pantun nasihat dapat dikatakan sebagai pantun dengan tujuan untuk memberikan dan menyampaikan sebuah pesan dan makna didikan bagi setiap yang mendengarnya.
- Puisi rakyat adalah warisan bangsa berupa puisi, syair, pantun, dan gurindam, yang memiliki nilai pesan moral, agama, dan budi pekerti. Dalam dunia kesusastraan kita memiliki warisan turun-temurun berupa cerita rakyat atau puisi rakyat yang tidak diketahui siapa pengarangnya. Karena merupakan hasil turun-temurun dan tidak diketahui siapa pengarangnya, puisi lama biasanya disampaikan dari mulut ke mulut. Puisi lama terlihat kaku karena terikat oleh aturan-aturan seperti jumlah kata dalam tiap baris, jumlah baris dalam tiap bait dan juga pengulangan kata yang bisa di awal maupun di akhir sajak atau kita kenal dengan sebutan rima. Penjelasan Jenis-Jenis Puisi Rakyat Berikut ini adalah jenis-jenis puisi rakyat, seperti dikutip laman Direktorat SMP Kemdikbud 1. SyairSyair adalah salah satu puisi lama. Syair berasal dari Persia dan dibawa masuk ke Nusantara bersama dengan masuknya Islam ke Indonesia. Kata atau istilah syair berasal dari bahasa arab yaitu syi’ir atau syu’ur yang berarti “perasaan yang menyadari”, kemudian kata syu’ur berkembang menjadi syi’ru yang berarti puisi dalam pengetahuan umum. Dalam perkembangannya syair tersebut mengalami perubahan dan modifikasi sehingga menjadi khas Melayu, tidak lagi mengacu pada tradisi sastra syair negeri Arab. Ciri-ciri syair antara lain Setiap bait terdiri dari empat baris. Setiap baris terdiri atas 8-14 suku kata. Bersajak a-a-a-a. Semua baris adalah isi. Bahasa yang digunakan biasanya berupa kiasan. 2. PantunPantun adalah puisi Melayu yang mengakar dan membudaya dalam masyarakat. Pantun dikenal dengan banyak nama di berbagai bahasa di Nusantara, tonton bahasa Tagalog, tuntun bahasa Jawa, pantun bahasa Toba yang memiliki arti kurang lebih sama, yaitu sesuatu ucapan yang teratur, arahan yang mendidik, bentuk kesantunan. Ciri-ciri pantun yaitu Tiap bait terdiri dari 4 baris atau 4 larik. Tiap baris terdiri atas 8-12 suku kata. Rima akhir tiap baris adalah a-b-a-b. Baris 1 dan 2 adalah sampiran. Baris 3 dan 4 adalah isi. 3. GurindamGurindam adalah puisi lama yang berasal dari negeri India. Istilah gurindam berasal dari bahasa India, yaitu kirindam berarti “mulamula” atau “perumpamaan”. Gurindam sarat nilai agama dan moral. Tak dipungkiri bahwa gurindam bagi orang dulu sangat penting dan dijadikan norma dalam kehidupan. Gurindam memiliki ciri khas sebagai berikut Terdiri atas dua baris dalam sebait. Tiap baris memiliki jumlah kata sekitar 10-14 kata. Tiap baris memiliki rima sama atau bersajak A-A, B-B, C-C, dan seterusnya. Merupakan satu kesatuan yang utuh. Baris pertama berisi soal, masalah, atau perjanjian. Baris kedua berisi jawaban, akibat dari masalah atau perjanjian pada baris pertama isi atau maksud gurindam terdapat pada baris kedua. Isi gurindam biasanya berupa nasihat, filosofi hidup atau kata-kata mutiara. Baca juga Ucapan Hari Guru Nasional 2021 dan Contoh Puisi Malala-Mandela Contoh Puisi Tentang Guru untuk Hari Guru Nasional 25 November 2021 Pengertian Puisi Beserta Ciri-ciri Berdasarkan Jenisnya - Pendidikan Penulis Maria UlfaEditor Addi M Idhom
5 Rima (persamaan bunyi atau persajakannya) adalah a-b-a-b. Rima atau sajak adalah kesamaan bunyi yang terdapat dalam puisi. Biasanya, jenis-jenis puisi lama kental akan rima, termasuk pantun. Yang dimaksud dengan rima a-b-a-b adalah kesamaan bunyi antara baris pertama dan ketiga serta baris kedua dan keempat. Jenis-jenis Pantun. 1. Pantun teka-teki
Puisilama yang satu ini memiliki ciri khas kuat, yaitu tiap baitnya selalu terdiri atas empat baris. Barisan kata-kata pada pantun dikenal juga dengan sebutan larik. Setiap baris terdiri dari minimal delapan kata dan maksimal 12 kata. Ciri-ciri khas pantun yang mudah dikenali adalah pola. Ada dua pola yang biasanya terdapat dalam pantun, yakni pola a-b-a-b. Memiliki sampiran dan isi. Dalam pantun terdiri atas dua bagian, yaitu sampiran dan isi. Dua baris pertama disebut dengan sampiran.
qVIWsk. 183 108 208 226 99 157 478 413 453

puisi berikut yang termasuk pantun adalah